Perkuliahan dengan Prof Marsigit sudah berlangsung sekitar 2 bulan.
Perkuliahan dilaksanakan pada pukul 15.30 s.d 17.10 di ruang I.01.1.01.01. Pada
perkuliahan filsafat ini banyak sekali ilmu yang bermanfaat bagi saya. Memahami
filsafat di dalam kelas bersama Prof Marsigit. Berikut adalah refleksi
perkuliahan yang saya buat.
Lupa adalah nikmat
dari Allah. Prof Marsigit mengatakan bahwa lupa itu sangat penting. Lupa
merupakan yang diberikan Tuhan kepada manusia. Namun lupa juga perlu dimiliki.
Karena apabila kita dapat mengingat semua kejadian akan berbahaya. Lupa bisa
dipandang tergantung ruang dan waktu. Misalnya Prof Marsigit yang tidak lupa
dengan wajah istrinya, akan berbahaya. Semua hal itu bergantung apa yang
seharusnya diingat dan yang seharusnya dilupakan. Hal yang berkaitan erat
dengan lupa adalah kecerdasan. Cerdas juga tergantung ruang dan waktu.
Seseorang bisa dipandang sebagai manusia cerdas dan bisa dipandang juga sebagai
manusia yang tidak cerdas. Tuhan memberikan anugerah yang luar biasa. Anugerah
ingat dan lupa. Kemampuan cerdas yang tidak bisa ditiru oleh mesin. Ketika saya
memandang seseorang, maka saya masih mengingat wajah orang tersebut. Membaca
buku halaman 11, pasti halaman 10 masih ingat isinya. Ingatan juga bisa terbawa
di dalam diri. Ingatan bisa terbawa ke dalam mimpi. Hal ini dikarenakan sebelum
tidur kita memikirkan ingatan tersebut. Refleksi untuk diri saya dalam
menjalani kehidupan yaitu kita harus senantiasa mensyukuri nikmat Tuhan berupa
lupa dan ingatan. Lupa dan ingatan dapat dipandang sesuai dengan ruang dan
waktu. Lupa kejadian yang telah dilalui misalnya kejadian 5 tahun yang lalu.
Lupa telah disakiti orang lain, sehingga kita dapat memaafkan. Ingat dengan
kebaikan orang lain, sehingga kita dapat memandang orang tersebut dari sudut
pandang yang baik.
Bagi mahasiswa
yang masih belajar, seperti saya tentu filsafat sulit dipahami. Dalam
perkuliahan dengan Prof Marsigit, Prof Marsigit menyatakan bahwa tiada
sebenar-benarnya orang paham filsafat. Socrates, orang yang hebat saja pada
akhirnya mengatakan dia tidak tahu apa-apa. Apa-apa saja tidak paham apalagi
filsafat. Sebenar-benar manusia adalah berusaha untuk yang saling mengerti. Hal
yang tidak bisa ditinggalkan yaitu ihktiar dan vital. Pertanyaan selanjutnya
adalah mengapa manusia berasumsi. Manusia berasumsi karena mempunyai pikiran
dan intuisi berdasarkan pengalaman. Kalau ditarik ke belakang itu karena fatal
dan vital, takdir dan ikhtiar. Keberadaan pembelajaran dikelas yang sedang
berlangsung ini juga merupakan takdir dan ikhtiar karena berinteraksi. Asumsi
merupakan titik awal dalam filsafat yang disebut fondasionalism atau aliran
fondasi. Sedangkan yang tidak berasumsi dinamakan intuisi atau anti-fondation.
Cinta merupakan salah satu contoh dari asumsi. Ciri-ciri dari intuisi atau
anti-fondation adalah tidak tahu kapan dan tidak tahu dimana dimulai. Contoh
lainnya adalah sayang. Disayangi oleh ibu kita masing-masing. Kita tidak tahu
kapan dimulai. Rasa saying yang muncul tersebut bukanlah sebuah definisi,
perasaan tersebut merupakan pengalaman dan pikiran, fatal dan vital. Kapan kita
mulai mengerti cinta dan saying tidak pernah diketahui. Cantik untuk anak kecil
lain dengan cantiknya orang tua. Masing-masing orang mempunyai pengalaman
sendiri-sendiri tentang cinta dan sayang.
Refleksi yang
dapat diambil yaitu setiap manusia dapat berasumsi. Asumsi yang dibangun
tersebut akan menentukan takdir kita. Asumsi ada karena sebuah intuisi, yang
diperoleh juga dari pengalaman sebelumnya. Selain memiliki asumsi manusia juga merasakan perasaan cinta dan
kasih sayang yang diperoleh dari pengalaman. Perasaan tersebut dapat diciptakan
dan dikembangkan sesuai potensi dari masing-masing individu.
Dunia itu berstruktur dan berhirarki sperti parabola yang menutup
ke bawah. Struktur orang timur yaitu normal normatif dan spiritual yang paling
tinggi. Bagian terkecil dari filsafat yaitu yang ada. Struktur dari yang ada
adalah wadah da nisi, bentuk dan substance, subjek dan objek. Semua yang ada
subjek dan semua yang ada objek. Sebagai contoh air. Air bisa dipandang sebagai
wadah dan bisa dipandang sebagai isi. Air bisa sebagai wadahnya oksigen dan air
bisa sebagai isinya gelas. Kita yang sedang belajar juga bisa sebagai wadah dan
isi. Siswa sebagai isinya kelas dan siswa sebagai wadahnya semua milik siswa.
Isi tidak akan pernah sama dengan wadah, subjek tidak pernah sama dengan objek.
Itulah yang dinamakan dunia. Karena subjek tidak sama dengan objek, wadah tidak
sama dengan isi dinamakan kontradiksi. Ketika kita hidup dunia bersifat
kontradiksi. Sebenar aku bukanlah Diana. Kalau aku sama dengan Diana maka itu
disebut identitas. Identitas hanya ada di dalam pikiran. Sebenar-benar yang
bisa sama dengan namanya adalah Tuhan. Manusia tidak akan pernah sama dengan
namanya. Matematika yang sudah ditulis itu semuanya salah, yang benar hanya
yang ada di dalam pikiran.
Semua yang ada di
dunia ini mengalir di dalam ruang dan waktu. Diri kita sendiri adalah fungsi
waktu. Manusia atau subjek adalah fungsi waktu. Saya adalah fungsi waktu. Saya
dikatakan sebagai fungsi waktu karena saya tidak terlepas dengan waktu. Setiap
perbuatan yang saya lakukan selalu bisa ditentukan dengan waktu. Kalau kita
terlepas dari fungsi waktu maka kiamat terjadi. “Aku” bisa dikatakan dengan
waktu. Prof Marsigit mengatakan bahwa banyak filsuf yang mengatakan bahwa
orang-orang yang dijalan itu semuanya mati, mayat berjalan. Hal ini dikarenakan
mereka dalam keadaan tidak berfikir. Sedangkan Kyai menyatakan bahwa
orang-orang berjalan di jalan adalah mayat-mayat yang sedang berjalan, karena
mereka tidak dalam sedang keadaan berdoa.
Kita sebagai mansia
tidak bisa mengulang waktu, ini dinamakan linier. Jika kita punya nama-nama
hari, itu dinamakan siklik. Sebenar-benar hidup adalah hermeuditas. Metode
belajar dan mengajar yang paling baik adalah meniru alam atau hermeuditas.
Hermeuditas dalam islam dinamakan silaturahmi. Belajar dengan saling
menerjemahkan apa yang dimaksud.
Bila kita
refleksikan ke dalam kehidupan, bahwa hidup ini seimbang terdapat wadah dan
isi. Semua hal bisa dipandang sebagai wadah maupun dipandang sebagai isi.
Kehidupan dunia ini bisa kita ambil pelajarannya, silaturahmi untuk diterapkan
dalam proses pembelajaran. Kita bisa mengajak peserta didik kita untuk
menyamakan visi dan saling menerjemahkan maksud satu sama lain.
Perasaan merupakan
hal yang pasti dirasakan oleh semua orang. Adanya perasaan sedih, senang, marah
merupakan gejolak jiwa. Pikiran yang memikirkan bahwa hal tersebut benar atau
salah dan perasaan yang merasakan baik atau buruk. Sebenar-benarnya sedih
adalah godaan setan. Untuk itu segeralah kita kembali kepada Allah. Berdoa dan
berikhtiar supaya Allah menghilangkan perasaan sedih. Sebenar-benar manusia
adalah manusia yang mencoba mengerti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar